Tangis Uya Kuya pecah di halaman rumahnya, ketika pertama kalinya kemarin, ia dan keluarga datangi rumah pasca dijarah masa sebulan yang lalu. Uya Kuya tak hanya meratapi kondisi rumahnya yang berantakan dan rusak serta tak tersisa apa pun, tapi juga tulisan di tembok rumahnya yang bernada hujatan. Kalbu Uya Kuya terasa perih bak disayat sembilu karena tulisan bernada hujatan tersebut tidak hanya ditujukan kepada dirinya tapi juga kepada isteri dan anak-anaknya. Uya kuya pun protes karena isteri dan anak-anaknya tidak bersalah malah ikut dihujat.
Kesedihan Uya Kuya juga merasuk kalbunya ketika kaca jendela rumahnya yang memiliki kenangan bersama almarhum ayahnya juga kondisinya kini telah hancur. Benarkah ini cobaan terberat yang pernah dirasakan Uya Kuya dan Astrid selama ini? Dalam kondisi tertimpa tragedi penjarahan oleh masSa, apa pula yang membuat Uya Kuya dan Astrid masih ikhlas membantu sesama, seperti memulangkan jenazah TKI dari luar negeri? Seperti apa pula aksi Uya Kuya yang telah disakiti, tapi masih mau memaafkan para penjarah rumahnya?
DILARANG MENGGUNAKAN KONTEN CUMICUMI.COM TANPA IZIN