Sidang etik untuk Brigadir Kepala Rohmat, supir dari kendaraan taktis Brimob yang melindas pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan akhirnya digelar. Berdasarkan keputusan dari sidang tersebut, Bripka Rohmat divonis demosi atau penurunan jabatan. Selain sanksi administrasi berupa demosi, dia juga dijatuhi sanksi administrasi penahanan di tempat khusus (patsus).

Bukan hanya itu, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Ida Oetari menyebut Brigadir Kepala Rohmat tidak dengan sengaja melindas Affan Kurniawan saat mengemudikan kendaraan taktis Brimob. Dia juga menyinggung titik buta atau blind spot yang dimiliki rantis Brimob Polda Metro Jaya itu menjadi alasan terjadinya benturan antara rantis dan korban.

"Bahwa pada saat melaksanakan tugasnya ada beberapa kondisi di mana yang bersangkutan (Bripka Rohmat) tidak bisa melihat kondisi riil di lapangan, termasuk karena adanya blind spot di rantis itu sendiri," tutur Ida Oetari.

Berdasarkan salah satu video yang ramai beredar di jagat maya, Ida menjelaskan, pada saat kejadian korban berada di titik buta rantis yang dikendarai Rohmat. Hal ini dianggap menjadi salah satu alasan rantis menabrak Affan yang saat itu tampak tengah melintas.

Bukan hanya itu, bahwa pada saat kejadian, Bripka Rohmat disebut memiliki pandangan yang terbatas atas situasi di luar rantis yang dikendarainya. Selain blind spot, Ida menyebut, spion sebelah kiri dari mobil Barracuda tersebut juga dalam keadaan rusak sehingga terjadi kejadian yang tak diinginkan tersebut. 

"Setiap kendaraan besar memiliki blind spot, termasuk rantis ini. Kondisi spion yang rusak semakin mempersempit sudut pandang pengemudi," tambahnya. (ND)