Image Source :
Program Infotainment diharapkan tidak terjebak memberitakan terus menerus konflik pribadi seorang artis atau publik figur yang isinya tidak membawa pengaruh positif kepada pemirsa televisi. Hal tersebut dikatakan Rahmat M.Arifin,S.Si (Ketua Bidang Isi Siaran) Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), dalam acara diskusi dengan pihak stasiun televisi dan pihak Rumah Produksi Hari jumat, 7 Februari 2014 di kantor KPI Jakarta.
Maraknya berita peseteruan artis enam bulan belakangan ini selalu mengisi konten dalam program infotainment. Sebutkan saja beberapa berita perseteruan panjang menjadi episodik program Infotainment seperti peseteruan Julia Perez VS Dewi Perssik, Adi Bing Slamet VS Eyang Subur, Arya Wiguna VS Eyang Subur, Farhat Abbas SV Ahmad Dhani dan Al, Enji VS Ayu Ting Ting hingga Farhat Abas VS Nia Daniati, Silvi dan Arya, menjadi konflik pribadi yang dibawa ke wilayah publik.
Sebagian pemirsa mengikuti terus perkembangannya, namun banyak juga yang malas melihat orang atau berita yang muncul hanya itu-itu saja. Komisioner KPI Lily Agatha mengharapkan para Praktisi Infotainment bisa lebih jeli dalam menayangkan konten berita yang sudah masuk ke wilayah pribadi dan jangan terlalu dilebih-lebihkan dengan mengeluarkan kutipan wawancara yang bisa provokatif atau SARA.
Machroni Kusuma, Pemimpin Redaksi infotainment Indigo Production mengatakan Diskusi KPI dengan stasiun TV dan Rumah Produksi Infotainment ini mengaharapkan diskusi ini bisa menjadikan agenda kegiatan reguler KPI. Dalam diskusi itu, Machroni Kusuma juga mengusulkan kalau KPI bisa mengevaluasi teguran tertulis program televisi kepada pihak TV yang selama ini sifatnya akumulasi tidak ada batasan waktu, bisa dievaluasi dan direvisi menjadi ada batasan waktu pemutihan.
Usulan tersebut diterima oleh KPI dan akan di evaluasi. Sementara itu, Pemimpin Redaksi Infotainment Shandika Hans Miller mengatakan program infotainment out house yang diproduksi oleh Rumah Produksi selalu melalui diskusi dengan pihak TV dalam menentukan konten dan liputannya.’
KPI mengharapkan berita konflik yang tidak baik dan melebar ke konflik-konflik lain tidak lagi menjadi konsumsi berita karena tidak memberikan hal yang positif bagi pemirsa. (RK/Cumicumi)