Image Source :
Saat Imlek, hujan sering turun di beberapa wilayah Indonesia. Fenomena ini sering dianggap sebagai kejadian cuaca yang kebetulan, namun ada berbagai faktor ilmiah yang mempengaruhinya. Salah satu penyebab utama adalah perubahan pola angin yang mempengaruhi musim hujan di Asia Tenggara.
Selama musim Imlek, yang jatuh pada bulan Januari atau Februari, wilayah Indonesia sering mengalami musim hujan. Hal ini disebabkan oleh pertemuan antara angin monsun barat yang membawa uap air dan udara yang lebih dingin dari Samudra Hindia. Kombinasi ini menciptakan kondisi yang ideal untuk hujan.
Selain faktor geografis, posisi Matahari juga memengaruhi cuaca pada saat Imlek. Ketika Matahari berada di posisi tertentu, distribusi panas di bumi bisa menyebabkan pola cuaca yang mendukung hujan. Perubahan ini bisa memperkuat hujan di beberapa daerah yang dilalui angin monsun.
Fenomena lain yang turut berperan adalah El Niño dan La Niña, yang merupakan siklus iklim global. Kedua fenomena ini dapat memengaruhi curah hujan di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dengan membawa curah hujan lebih tinggi pada saat Imlek. Perubahan suhu laut di sekitar wilayah tropis juga berkontribusi pada pola hujan.
Meskipun hujan saat Imlek terkadang dianggap sebagai pertanda baik atau buruk dalam budaya Tionghoa, faktor alam tetap menjadi penentu utama. Kehadiran hujan saat perayaan ini lebih berkaitan dengan kondisi cuaca musiman yang sudah terjadi setiap tahunnya.
Oleh karena itu, meski
banyak yang mengaitkan hujan dengan makna tertentu, namun sebenarnya ada aspek
ilmiah yang menjelaskan penyebab utama fenomena ini. (ND)