Image Source :
Hadir mewarnai layar lebar Indonesia, 'Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia' coba menyuguhkan cerita romantis yang menggugah hati, visual sinematik, serta pesan spiritual yang dalam.
Disutradarai Guntur Soeharjanto dan diadaptasi dari novel laris karya Asma Nadia, film ini merupakan lanjutan dari film perdananya, 'Assalamualaikum Beijing' yang rilis pada 2014 lalu, dengan nuansa baru yang lebih kontemplatif dan emosional.
Film yang dijadwalkan tayang akhir 2025 ini mengangkat kisah baru dengan tokoh utama Aisha (Yasmin Napper), seorang jurnalis muda yang memutuskan mengikuti jejak cintanya ke Ningxia, daerah otonomi di barat laut China yang dikenal dengan komunitas Muslim Hui dan bentang alam yang menakjubkan. Setelah menjadi mualaf demi kekasihnya, Arif (Emir Mahira), Aisha berangkat ke Ningxia dengan penuh harapan. Namun sesampainya di sana, ia justru dikejutkan kenyataan pahit, Arif menghilang tanpa kabar, meninggalkannya dalam pencarian tak pasti di negeri asing.
Dalam kesendiriannya, Aisha bertemu Mo (Baskara Mahendra), pria keturunan China-Indonesia yang secara tak terduga menjadi teman seperjalanan sekaligus penolong. Mo tak hanya hadir sebagai penyemangat di tengah keterasingan Aisha, tapi juga menumbuhkan perasaan yang membuat Aisha kembali mempertanyakan hatinya: haruskah ia bertahan pada cinta masa lalu, atau membuka ruang bagi kisah yang baru? Dengan latar spiritual dan nilai-nilai moral yang kuat, film ini mengangkat dilema batin perempuan muda dalam menghadapi kehilangan, kepercayaan, dan pilihan hidup.
Dibintangi Yasmin Napper, Baskara Mahendra, Emir Mahira, Ria Ricis, Ferry Salim dan Lolox, film ini menampilkan chemistry kuat antara karakter-karakternya. Bukan hanya itu, penggambaran lanskap Ningxia yang menawan, diselimuti cuaca dingin musim gugur, gurun pasir, masjid tua, serta pegunungan megah menjadi latar yang memperkuat suasana batin para karakter.
Di bawah arahan Guntur Soeharjanto, mereka berhasil membangun emosi yang mengalir natural dan menyentuh. "Cerita ini bukan hanya tentang siapa yang dipilih Aisha, tapi juga tentang bagaimana seseorang bisa pulih, belajar memaafkan, dan membuka hati kembali," ujar Guntur.
Film ini tak hanya menyajikan kisah cinta, tapi juga refleksi tentang keyakinan, pencarian makna hidup, dan keberanian memilih jalan yang mungkin tak mudah. Bagi penonton yang merindukan film dengan kisah yang menyentuh, visual yang menenangkan, dan konten yang membangun jiwa, film ini mungkin menjadi salah satu karya Indonesia paling ditunggu di 2025.