Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengungkapkan bahwa mereka telah menerima pengajuan permohonan perlindungan atas Ammar Zoni. Permohonan itu diajukan oleh kuasa hukum sang aktor dan keluarganya, pada 26 November 2025.

Permohonan Ammar Zoni yang disebut Justice Collaborator (JC) ini untuk sehubungan dengan perkara tindak pidana narkotika yang tengah bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. 

"LPSK sudah menerima pengajuan permohonan perlindungan untuk Ammar Zoni sebagai saksi pelaku dalam kasus peredaran narkotika di dalam lapas," ujar Sri Suparyati, Wakil Ketua LPSK dalam keterangan tertulisnya, pada Jumat (5/12/2025). 

Oleh karena itu, Sri Suparyati mengatakan bahwa pihaknya masih mendalami permohonan perlindungan saksi yang diajukan Ammar Zoni. Sebagai informasi, status Justice Collaborator digunakan untuk mempertimbangkan kontribusi pemohon terhadap pengungkapan sebuah kasus kejahatan, termasuk pengungkapan jaringan yang lebih luas terkait kasus peredaran narkotika. 

"Kualitas kesaksian pemohon, dalam hal ini Ammar Zoni, harus dapat benar-benar membantu penegakan hukum dalam mengungkap sebuah perkara secara menyeluruh," ungkap Sri Suparyati. 

Nantinya, Ammar Zoni akan diminta untuk membuka informasi yang diketahuinya, termasuk struktur kejahatan, alur transaksi, hingga pihak-pihak yang berada di tingkat yang lebih tinggi dalam jaringan. Namun, untuk saat ini permohonan perlindangan saksi yang diajukan kuasa hukum Ammar Zoni ini masih dalam proses penelaahan.

"Saat ini, permohonan perlindungan saksi yang diajukan kuasa hukum Ammar Zoni masih dalam proses penelaahan. Kami membutuhkan pendalaman lebih lanjut berkaitan dengan permohonan saksi pelaku tersebut," ungkap Sri. 

Lebih lanjut, Sri Suparyati mengungkapkan, untuk mendapatkan perlindungan maka kesaksian Ammar Zoni juga harus memiliki standar kontribusi yang berbeda dibanding lima terdakwa lainnya dalam kasus tersebut. 

"Harapannya, pemohon bisa membongkar jaringan-jaringan narkotika raksasa di atasnya," pungkasnya. (ND)