Kepergian Mpok Alpa usai berjuang melawan penyakit kanker yang diidapnya selama beberapa tahun belakangan memang menjadi kesedihan mendalam bagi keluarganya, terutama sang suami, Aji Darmaji.

Ditemui belum lama ini, kondisi Aji Darmaji sudah mulai stabil usai sebelumnya sangat syok atas kepergian sang istri. Aji pun akhirnya membeberkan bagaimana awal mula penyakit ganas tersebut menggerogoti Mpok Alpa selama beberapa tahun terakhir.

"Sakit itu semenjak lahiran anak kembar, karena hormon wanita itu waktu masih mengandung dan sudah lahiran tinggi hormonnya. Jadi, ngerasainnya setelah lahiran," kata Aji Darmaji, dikutip dari Youtube Cumicumi.

Aji juga mengungkapkan bahwa awalnya Mpok Alpa mengira benjolan di payudaranya adalah kantung susu yang mulai timbul menjelang persalinan. Namun, benjolan itu justru membuat wanita bernama asli Nina Carolina tersebut kesakitan.

"Ternyata itu kanker. Nah, itu baru dianalisa, yang timbul beneran kelihatannya tuh setelah melahirkan, waktu hamil itu dikira kantong susu, karena kan hamil berbarengan tuh ada kantongan susu tuh, katanya 'kok sakit ya?', gitu," jelasnya.

Bukan hanya itu, Mpok Alpa juga mengalami tanda munculnya kanker yang menyerupai hormon kehamilan yakni rambut rontok. Meski awalnya sempat mengabaikannya, namun pada akhirnya Mpok Alpa melakukan cek hingga divonis kanker payudara stadium 1.

"Ya itu setelah melahirkan, kan bawaan anak juga kan ada rambut rontok, waktu melahirkan sebelumnya juga rontok, katanya bawaan hamil. Akhirnya begitu cek, dibiopsi yang divonis kanker payudara," tegas Aji.

Namun sel kanker itu berkembang terlalu cepat. Padahal, diungkapkan oleh Aji bahwa Mpok Alpa sudah melakukan tindakan kemoterapi sejak awal mengetahui penyakinya. Tak hanya itu, ayah empat anak tersebut juga membenarkan bahwa kanker yang diidap almarhumah Mpok Alpa sudah menyebar ke organ paru.

"Kata dokter sih sudah menyebar ke paru jadi napasnya berat. Nah, drop-dropnya sebulan yang lalu. Tapi, tetap kan walaupun berobat, berkembangnya (kanker) tetap berjalan. Setiap 2 minggu sekali kita berobat, 3 minggu sekali kita berobat, berjalannya cepet karena kan Mpok juga kalau enggak aktivitas malah makin nyeri katanya," tandas Aji. (ND)