Jagat maya belakangan tengah dibuat heboh dengan ramainya warganet yang mengaku memasang bendera bajak laut dari serial anime One Piece. Meskipun tidak menggantikan posisi bendera negara, kehadiran bendera ini dalam momen sakral nasional memicu respons yang beragam dari berbagai pihak, baik pemerintah, akademisi, hingga masyarakat umum lantaran menjelang HUT RI ke-80 tahun.

Terkait hal ini, Kreator konten dan aktor Andovi da Lopez melontarkan kritik menohok. Terlebih muncul seruan dari pemerintah yang memandang fenomena pengibaran bendera One Piece sebagai upaya memecah belah bangsa. Kritik tersebut disampaikan lewat video singkat bersama kakaknya, Jovial da Lopez.

"One Piece ceritanya nggak jelas, kekanak-kanakan, cuma Luffy Manusia Karet, berantem, berantem, ke pulau, ke pulau, party, have fun, ketemu teman-teman," kata Andovi, menirukan pendapat Jovial.

Namun, Andovi kemudian menggunakan fenomena sosial yang terjadi di Indonesia untuk membantah anggapan tersebut dan menunjukkan kedalaman cerita One Piece. Nampaknya Andovi ingin menyindir pemberitaan mengenai sikap beberapa pejabat yang khawatir dan menganggap pengibaran bendera kru bajak laut Topi Jerami sebagai tindakan provokasi yang dapat menjatuhkan pemerintah.

"Lihat nggak situasi Indonesia sekarang? Masih merasa cerita One Piece kurang depth?" tanya Andovi dengan nada retoris sambil menunjukkan kliping berita terkait.

Pria berusia 31 tahun itu juga menyinggung ketakutan pemerintah terhadap sebuah simbol yang berasal dari cerita fiksi. Bahkan Andovi juga menyebut bahwa fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini justru membuktikan bahwa One Piece adalah sebuah karya fiksi yang mampu memberikan dampak dan memicu diskusi nyata di tengah masyarakat.

"Kalau kalian takut sama bendera fiksi yang dikibarkan, ask yourself, is it really fiction? Or is it fact? One Piece itu berpengaruh, ini IP dan cerita fiksi yang bisa punya real effect di dunia nyata," pungkasnya. (ND)