Kiky Saputri nampaknya sudah tidak bisa lagi mentolerir hujatan hingga mendoakan hal buruk seorang warganet kepada anaknya. Diketahui, Kiky siap menempuh jalur hukum untuk melaporkan warganet tersebut.

Ditemui belum lama ini, Kiky Saputri mengaku memang telah lama dirinya mendapat ujaran kebencian dari warganet di media sosial, terutama sejak masa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Awalnya Kiky menanggapi hujatan tersebut dengan santai dan menjadikannya sebagai bahan candaan.

"Sudah sejak hamil, sebenarnya hujatan itu mulai berdatangan. Ada yang bilang cebol, bogel, buzzer semuanya saya anggap lucu-lucuan aja. Saya pikir ya sudahlah, saya lawak-lawakin aja," ujar Kiky Saputri. 

Namun situasi berubah drastis saat Kiky melahirkan anak pertamanya. Salah satu komentar dari warganet yang diduga sebagai hater membuatnya tak bisa lagi menahan emosi. Pasalnya warganet tersebut secara terang-terangan mendoakan agar anak Kiky meninggal dunia.

"Pas anak saya lahir, tiba-tiba ada yang komen doain anak saya mati. Itu sih udah keterlaluan banget," ungkap Kiky dengan nada serius.

Hal inilah yang membuat perempuan 31 tahun itu mantap menempuh jalur hukum. Kiky menilai bahwa bukan hanya dirinya yang terluka, tetapi juga keluarganya, terutama sang suami, Muhammad Khairi.

"Aku lagi sibuk banget jadi ibu baru, tiap hari begadang, nyusuin, mana sempat liat media sosial. Tiba-tiba kok rame banget nyalahin aku. Padahal aku bukan anggota DPR, bukan siapa-siapa juga. Tapi ada yang sampai bilang, 'Gue sumpahin anak lo mati biar lo bisa bersuara lagi'. Itu sih udah keterlaluan banget," jelas Kiky.

Komika dan aktris ini juga menegaskan bahwa anaknya tidak ada sangkut pautnya dengan persoalan politik atau pandangan pribadi yang dimilikinya. Oleh karena itu, Kiky merasa tindakan melaporkan pelaku ke pihak berwajib adalah langkah yang paling tepat.

"Anak saya nggak salah apa-apa. Dia masih bayi, masih polos. Kenapa harus dilibatkan? Saya nggak bisa diam aja," tegasnya.

Diungkapkan oleh Kiky, saat ini dirinya sudah mulai mengumpulkan bukti dan mencari identitas pelaku untuk diproses secara hukum. Kiky berharap langkah ini bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat agar lebih bijak dalam bermedia sosial dan tidak sembarangan menyebar ujaran kebencian terlebih bila berhubungan dengan anak-anak. (ND)