Image Source : youtube.com/cumicumi
Heni Sagara akhirnya muncul ke publik terkait
tudingan mafia skincare yang telah menjadi bahan perbincangan, bermula dari dr
Oky Pratama dan dr Richard Lee.
Dalam sebuah konten podcast, brand skincare milik Heni dituding mengandung bahan-bahan berbahaya. Padahal menurut pemilik brand, produk mereka sudah mendapat sertifikasi BPOM dan dijamin aman. Selain itu ada juga tuduhan menjadi mafia skincare yang kemudian diklarifikasi oleh Heni dan tim kuasa hukumnya.
"Sampai hari ini di PT Sagara dan PT Ratansha, tidak ada produk berbahaya seperti yang disebut Nikita Mirzani. (Produk kami disebut) ada hidrokinon dan merkuri, ini tudingan besar sekali. Perusahaan ini besar dan mengikuti (aturan) BPOM. BPOM sudah menyetujui (produk-produk tersebut), tidak ada (kandungan) merkuri dan hidrokinon," demikian ditegaskan Johanes Oberlin L Tobing, salah satu kuasa hukum Heni Purnamasari.
Oleh karena tuduhan itu, Heni beserta tim
kuasa hukumnya berniat mengajukan somasi. Mereka juga sudah mempersiapkan
laporan ke polisi yang ditujukan ke tiga orang tersebut.
"Ada somasi, tentu kami akan ambil tindakan tegas. Ini menyangkut masalah
dan nama baik seseorang. Berdasarkan podcast dan pemberitaan yang sudah dibuat
akan kami proses hukum. (Yang akan disomasi) pemilik podcast itu, berinisial O
dan R, dan yang berinisial NM. Juga akun-akun lain yang telah memberikan berita
bohong, fitnah, dan hoax menghasut," lanjutnya.
Sementara itu pihak Nikita Mirzani, Richard Lee, dan Oky Pratama bicara soal
ancaman somasi ini. Nikita Mirzani bicara lewat pengacaranya Fahmi Bachmid
"Urusan duniawi nanti saja. Ibadah yang harus didahulukan," kata Fahmi Bachmid.
Sementara Richard Lee dan Oky Pratama rupanya
hadir di luar ruangan dan minta bertemu Heni setelah acara berakhir. Sayangnya
pertemuan itu tidak diizinkan oleh pihak Heni.
"Tadi katanya, seakan-akan 'iya, mau ini (tabayyun)' tapi kami datang
seolah-olah kok nggak dibolehin. Kok beda di mulut dengan apa yang
terjadi?" keluh Oky Pratama.
(Dnd)