Muhammad Iqbal Ramadhan sempat menjadi sorotan publik usai sang ibunda, pedangdut Machica Mochtar mencarinya lantaran tak ada kabar setelah ikut dalam aksi demo pada 22 Agustus 2024 lalu.

Meski Iqbal merupakan bagian dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH), namun lantaran adanya persamaan dari perasaan dari yang ingin disuarakan oleh masyarakat, maka dia pun ikut aksi.

"Saya ikut demonstrasi karena menurut saya apa yang disuarakan oleh pemuda masyarakat lainnya sama dengan yang saya rasakan. Posisi saya seperti itu," ujar Muhammad Iqbal Ramadhan, saat tampil di Youtube Alvin in Love.

Sayangnya, niat hati ingin menyampaikan aspirasi kepada pemerintah, Iqbal justru mendapatkan kekerasan dari aparat di lokasi. Hal tersebut bermula ketika dirinya ingin menolong seseorang yang perawakannya mirip dengan rekannya.

"Saya datang ke aksi demonstrasi tanggal 22 Agustus itu. Sekitar pukul 3 hingga 5 sore ada teriakan 'Jebol jebol jebol'. Pas saya lihat pagar DPR sudah rubuh. Banyak massa aksi yang masuk ke dalam. Sempat terjadi bentrokan dengan pihak keamanan. Akhirnya waktu itu saya melihat seorang yang perawakan mirip dengan teman saya," jelas Iqbal.

"Akhirnya saya teringat waktu 2019, salah satu teman saya universitas dengan saya itu saat demonstrasi mengalami koma satu-dua bulan karena tempurung kepalanya pecah. Ingatan itu yang membuat saya memastikan itu teman saya atau bukan," sambungnya.

Meski sempat berada di tempat yang aman, namun lantaran ingin menolong rekannya, membuat Iqbal mendapat kekerasan. Mulai dari rambutnya yang ditarik, kupingnya yang ditonjok, hingga muka yang ditendang oleh aparat. Hal ini lantas membuat hidungnya patah.

"Saya sempat black out, beberapa detik atau 1 menit. Trus saya bilang 'sakit, sakit, sakit'. Agar gak ada tendangan-tendangan lainnya. Saya kan takut kena kepala bagian belakang. Akhirnya saya diberdirikan. Sepanjang saya dibawa menuju pengamanannya, saya mendapatkan berbagai kekerasan fisik dan verbal," beber Iqbal.

Walaupun hingga kini Iqbal masih harus menjalani pemeriksaan terkait kondisi hidungnya yang patah akibat kekerasan dari aparat, namun Machica Mochtar merasa lega. Pasalnya dia cukup khawatir jika putranya tidak pulang dengan selamat.

"Tapi dia ini kuat anak saya ini. Dia selalu bilang 'saya laki-laki'. Oleh karena itu saya seorang ibu jadi kebawa kuat. Mau gak mau dia yakin dia mampu. Alhamdulillah," pungkas Machica Mochtar. (ND)