Kasus 'Kopi Sianida' yang sempat menghebohkan jagat maya di tahun 2016 kembali jadi perbincangan. Bukan tanpa alasan, hal ini lantaran munculnya sebuah film dokumenter berjudul 'Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso' yang sukses mendapat perhatian masyarakat.

Usai Otto Hasibuan yang tegas meragukan Jessica Wongso sebagai pembunuh Wayan Mirna Salihin, kini Dokter Djaja juga muncul memberikan komentarnya. Menurutnya dosis yang menyebabkan seseorang bisa meninggal dunia jika dosis sianida yang masuk ke dalam tubuh minimal 150mg dan sudah pasti baunya tercium bukanlah 0,2mg yang ditemukan di lambung Mirna.

"0,2 itu tidak mematikan. Yang mematikan kalau 150 mg dalam lambung. Kalau 150 mg itu pasti tercium baunya. Saya tidak mencium bau. Dokter yang membuka si Mirna dua hari kemudian tidak mencium bau. Jadi tidak ada," kata Dokter Djaja, saat ditemui ekslusif Selasa (10/9).

Baca Juga: Dokter Djaja Tegaskan Mirna Salihin Meninggal bukan Karena Sianida

Menjawab keraguan publik atas kasus ini, mantan anggota Komisi Kepolisian Nasional atau Kompolnas, Edi Hasibuan buka suara. Menurutnya memang pihak keluarga Mirna yang menolak untuk mengotopsi.

"Kalau kita lihat kemarin ada memang komplain. Sepengetahuan saya, itu juga harus ada ijin dari keluarga korban. Jika keluarga korban tidak mengijinkan, polisi tidak pernah berani melakukan otopsi," kata Edi Hasibuan.

"Kalau memang itu sudah dinilai ini kan keperluan untuk mengecek, apakah ada kandungan sianida di dalam lambungnya. Setelah dicek, ada sianida. Artinya untuk mencocokan apa yang ada di dalam gelas tadi, cocok dengan apa yang ada dalam lambung dia. Saya kira iitu yang dilakukan polisi," imbuhnya. (ND)