Image Source : SM Entertainment
Lee Soo Man nampaknya tengah menjadi sosok yang ramai disorot beberapa hari belakangan. Usai meresmikan akuisisi SM Entertainment dan HYBE, kini Lee Soo Man dikabarkan melakukan penipuan dan manipulasi.
Dimulai pada tahun 1999, SM Entertainment memulai persiapan untuk IPO (penawaran umum perdana) di KOSDAQ. Namun, pada saat itu, persyaratan perusahaan yang akan go public adalah memiliki modal lebih dari 1 miliar won. SM Entertainment tidak dapat memenuhi persyaratan ini, hanya memiliki 50 juta won.
Lee Soo Man kemudian menyusun rencana untuk menambah modal dengan menerbitkan saham baru. Dia mengambil sekitar 900 juta won dari dana SM Entertainment, dan sekitar 250 juta won dari SM Enterprise. Uang ini digunakan untuk membayar saham baru, sehingga "menambah" modal.
Lalu pada bulan Maret 2000, Lee Soo Man tercatat memiliki 66,99% saham SM Entertainment. Ayahnya memiliki 4%, ibunya memiliki 3,3%. Kemudian pada bulan April 2000, SM Entertainment melakukan penawaran umum.
Pada Juni 2000, SM Entertainment memiliki kapitalisasi pasar sebesar 180 miliar won. Lee Soo Man diketahui mengambil 1,15 won dari dana SM Entertainment dan mengubahnya menjadi sekitar 90 miliar won hanya dalam satu tahun.
Kemudian pada Januari 2003, Lee Soo Man tiba-tiba terdaftar sebagai buronan di Interpol. Pada bulan Mei tahun yang sama, dia diadili dan dinyatakan bersalah atas penggelapan, serta menerima 2 tahun penjara. Namun ditangguhkan dengan masa percobaan 3 tahun.
"Lee Soo Man menggelapkan 1,15 miliar won dana perusahaannya dan menggunakannya untuk mengakuisisi saham. Tanpa bukti adanya modal nyata, Lee Soo Man menggunakan modal palsu untuk membeli saham dan berpura-pura seolah-olah milik perusahaan. Karena beratnya kejahatan ini, terdakwa harus menghadapi hukuman," kata keputusan pengadilan.
Perwakilan hukum Lee Soo Man membela dengan mengklaim bahwa keputusan untuk menginvestasikan dana perusahaan dalam saham baru telah disetujui oleh dewan direksi, dan Lee Soo Man langsung mengembalikan dana pinjaman tersebut. Namun, dalam wawancara dengan 'Dispatch' pada 17 Februari KST, mantan direktur SM Entertainment membantah.
"Dia menggunakan modal palsu untuk membayar saham agar perusahaan bisa go public. Tidak ada persetujuan dari dewan direksi karena tidak ada tidak ada rapat dewan untuk membahas masalah ini. Catatan nomor rapat dibuat setelah itu sebagai prosedur oleh tim hukum. Lee Soo Man berada di belakang semua itu. Dia hanya mengembalikan dana pinjaman setelah penyelidikan polisi dimulai," katanya.
Di tahun 2001, Lee Soo Man menjual sekitar 1 miliar won sahamnya. Pada tahun yang sama, ibunya juga menjual saham dengan jumlah yang kurang lebih sama. Lalu pada tahun 2005, ayah Lee Soo Man menjual semua sahamnya di SM Entertainment, senilai sekitar 5,4 miliar won. Lee Soo Man juga menjual sebagian sahamnya dengan harga sekitar 10,5 miliar won. Sehingga dia masih memiliki 43,87% dari total saham SM Entertainment.
Dengan cara yang sama, Lee Soo Man terus mendapatkan kekayaan dengan menjual sahamnya setiap kali nilai saham SM Entertainment mencapai puncaknya.
Dari tahun 2002 hingga 2005, Lee Soo Man menghasilkan 10,6 miliar won melalui penjualan sahamnya. Segera setelah itu, SM Entertainment memulai peningkatan modal dengan mengalokasikan saham baru kepada pemegang sahamnya, yang berarti bahwa Lee Soo Man akan mendapatkan kembali saham sebanyak yang dia jual.
Dengan cara yang sama, Lee Soo Man kembali memperoleh 7,8 miliar won dengan menjual saham pada tahun 2010, kemudian memperoleh 17,7 miliar won pada tahun 2012.
Akhirnya, setelah serangkaian penjualan dan akuisisi saham (melalui peningkatan modal yang diprakarsai SM), Lee Soo Man terlibat dalam satu perdagangan saham terakhir pada tahun 2023. Untuk pertama kalinya dalam sejarah SM Entertainment, dia tidak lagi menjadi pemegang saham terbesar di agensi tersebut.
Selain itu, Lee Soo Man baru-baru ini menjual 14,5% saham SM Entertainment ke HYBE, dibayar 422,8 miliar won dalam prosesnya. Sementara di luar perdagangan saham, Lee Soo Man terus mendulang kekayaan dari keuntungan SM Entertainment melalui dua perusahaan yang bernaung di bawah SME, SM Enterprise dan LIKE Holdings.
SM Enterprise, digambarkan sebagai perusahaan yang "memenuhi tugas manajerial untuk artis SM Entertainment", menerima 20% dari semua penjualan musik SM Entertainment setiap tahun. LIKE Holdings, digambarkan sebagai perusahaan yang menyediakan "konsultasi musik dan layanan produksi", menerima 15% dari seluruh penjualan musik SM Entertainment setiap tahun. Kedua perusahaan secara khusus menerima persentase dari penjualan SM Entertainment, bukan keuntungan operasional.
Yang makin mengherankan, Lee Soo Man masih menjabat sebagai direktur SM Entertainment, yang berarti dia tetap menerima gaji tahunan.
SM Enterprise tercatat dimasukkan ke dalam SM Entertainment pada tahun 2002. Namun, LIKE Holdings terus beroperasi sebagai perusahaan swasta hingga tahun 2022. Melalui perusahaan swasta tersebut, diyakini bahwa Lee Soo Man memperoleh 174,1 miliar won hanya dari biaya produksi.
Selanjutnya, baru-baru ini terungkap bahwa keuntungan Lee Soo Man dengan cara yang sama dalam distribusi musik asing dan penjualan, melalui perusahaan CT Planning Limited, disebut "LIKE Holdings #2".
Sementara itu, SM Entertainment sendiri mengalam nik turun dalam penjualan dan keuntungan sepanjang masa hidupnya. Dari tahun 2002~2004, perusahaan mencatat defisit. Pada tahun 2005, perusahaan memasuki angka positif dalam penjualan dan laba, dan kemudian mencatat defisit lagi dari tahun 2006~2008. Tetapi bahkan ketika SM Entertainment mencatat laba operasi minus, Lee Soo Man terus mengantongi pendapatan yang signifikan untuk dirinya sendiri.
'Dispatch' menuduh bahwa Lee Soo Man telah memperoleh lebih dari 744,3 miliar won dalam 23 tahun terakhir sejak SM Entertainment pertama kali melakukan penawaran umum. Namun pada tahun 2021, SM Entertainment mencatat laba operasional tahunan sebesar 74 miliar won, bahkan saat penjualan mencapai puncaknya sebesar 417 miliar won. Lee Soo Man dibayar 24 miliar won untuk biaya produksi saja tahun itu.
Pada akhirnya, 'Dispatch' mengklaim bahwa sudah waktunya
bagi SM Entertainment untuk berada di bawah manajemen yang tepat, bebas dari
keserakahan Lee Soo Man. (ND)