Dua puluh hari setelah kepergian putri keduanya, Ruhi Ghumaisha, istri Qori muda Muzammil Hasballah, Sonia Ristanti ceritakan kepedihan saat putrinya meninggal dunia pasca satu lahir dilahirkan.

Hanya diberi kesempatan hidup satu hari, benarkah bayi perempuan Muzammil sempat kesusahan minum Asi hingga harus dilarikan ke inkubator untuk dapatkan napas bantuan?

Berikut cumicumi.com merangkum cerita pedih Sonia saat putri cantik Muzammil meregang nyawa.

Masa Kehamilan

“Sekitar 7-8 bulan usia Haura (anak pertama), kita sudah dianugerahi seorang adik kecil di perut Bunda, adik Ruhi Ghumaisha. Jadilah semua masa-masa bersama itu kita lewati bertiga. Beruntungnya aku, Allah merizkikan ulangi semua kebahagiaan dan melipatgandakannya dengan kehadiran jiwa baru di perutku. Akupun semakin bersemangat,” tulis istri Muzammil, Sonia Ristanti di pembuka cerita bertajuk Ruh Kebahagiaan.

Melahirkan Anak Kedua

“Senin, 2 September 2019 pukul 11.30 malam aku merasa mulas. Tapi kudiamkan, karena 2x mulas sebelumnya hanya kontraksi palsu. Sampai tengah malam mulas belum hilang. Menjelang subuh, mulas makin berkala dan tambah sakit segera kuhubungi dokter. Saat diperiksa ternyata sudah bukaan 4-5. Dokter memprediksi 2 jam lagi bukaan lengkap 10 dan akan lahir. Benar perkiraan dokter, pukul 8.36 pagi di 3 September 2019 anak yang sudah kami tunggu-tunggu selama 9 bulan lahir dengan selamat. Sambil menghembus nafas lega, mantap aku menjawab ketika suami mengkonfirmasi nama si kecil cantik yang sudah kusiapkan jauh-jauh hari yaitu ‘Ruhi Ghumaisha',” terang istri Qori muda itu sambut kelahiran Ruhi.

Bayi Susah Minum ASI

”Bidan konsultan ASI masuk ke ruangan kami. Kukatakan pada Bu Bidan bahwa seharian Ruhi belum mau menyusu lagi, dia baru menyusu sekali saat baru lahir pagi tadi. Namun, saat kami praktikkan menyusui Ruhi bangun dan minum ASI dengan lahapnya. Disaat itu pula pertama kali aku melihat Ruhi membukakan mata. Alhamdulillah, kecemasan yang diam-diam hinggap dalam hatiku pun hilang, insyaAllah pelan-pelan situasi membaik, gumamku. Hausnya hilang, suara tangisnya menggarang, tidurnya akan pulas dan tubuhnya semakin kuat. Itu doaku, sambil terus kucium, elus, dan tatap setiap detail dirimu anakku,” harap wanita bercadar itu pada baby Ruhi yang baru lahir.

Masuk Inkubator Kondisi Koma

“Waktu terus berjalan. Semalaman Ruhi tidak nyenyak tidur. Sebentar tertidur, ia bangun lagi dan menangis. Lalu suaranya seperti meringkih. Kucoba berikan ASI tapi dia diam saat didekatkan dengan tubuhku. Taunya jam 3 malam dia sudah dioksigen, suhu tubuhnya agak rendah sehingga dimasukkan ke inkubator. Aku sempat coba beri ASI, tatapannya hanya lurus suara putus-putus pelan, kulit wajah agak putih, kukira dia lemas dan ngantuk, tak terbersit sedikitpun di pikiran dan hatiku bahwa mungkin disitu Ruhi sudah koma, dan itu adalah kesempatan terakhirku bertemu dengannya, menggendongnya,” ungkap ibunda baby Ruhi itu.

Anak Kedua Meninggal Dunia

“Suamiku tiba di tempatku, membisikkan di telingaku bahwa Ruhi sudah tenang. Seketika tangisku pecah. Belum sempat kumandikan, belum sempat pulang ke rumah, tidur bersama, ternyata pagi itu, 4 September 2019 Ruhi pulang pertama kali ke rumah untuk dimandikan dan dikafankan. Kuikuti semua prosesi pengurusan jenazahnya kecuali menyalatkan, sebagai ibu yang tak berdaya, hanya ini hal terakhir yang bisa kusembahkan dan sebagai pengobat rindu terakhirku kepadamu anakku,” pungkas istri Muzzamil itu. O ana/berbagai sumber

⠀