Komika Arafah Rianti selalu terlihat ceria dalam setiap penampilannya. Tingkahnya yang kocak membuat publik berpikir jika dirinya selalu bahagia. Bahkan, saat beberapa waktu lalu tertipu ratusan juta oleh seseorang yang menjual mobil bekas padanya, Arafah menceritakannya sambil bercanda.

Publik berpikir bahwa orang sekocak Arafah tak pernah menangis. Tapi sebenarnya, air mata komedian berhijab ini selalu tumpah setiap mengingat masa lalunya yang kelam, seperti yang diceritakannya berikut ini.

Cita-Cita Tinggal Kenangan

Menjadi seorang komedian terkenal rupanya bukanlah cita-cita Arafah. Komika jebolan ajang stand up comedy ini rupanya memendam impiannya menjadi guru untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Setiap kali mengingat cita-citanya yang kandas itu, Arafah selalu menangis menyesalinya.

“Dari situ (gagal jadi guru), Arafah langsung ngedrop. Ah, sudahlah, mungkin doaku saja yang enggak kekabul. Ya sudah, kayak (Tuhan bilang), ‘Lu enggak boleh ngajarin anak-anak (berkebutuhan khusus) itu. Sudah, lu jadi yang biasa-biasa saja,’” tutur Arafah.

“Arafah itu yang kayak (berpikir), ‘Kok Allah kayak gini banget, enggak ngasih kesempatan Arafah buat belajar sekolah luar biasa?’ Suka sedih, Arafah nangis terus,” lanjutnya.

Kurang Jajan

Kondisi ekonomi keluarga Arafah yang serba kekurangan, membuat dirinya harus menahan kuat-kuat keinginannya untuk jajan layaknya teman-teman sekolahnya. Arafah berkaca-kaca saat mengingat dirinya yang dulu tak seberuntung orang lain.

“Ayah Arafah suka jarang ngasih uang. Orang lain kalau minta uang gampang banget, mau main, mau bukber, dikasih uang di depan mata Arafah dengan enaknya,” kenang Arafah. Saat meminta uang pada sang ayah, bukannya diberi, kata-kata ayah Arafah malah membuatnya harus menahan tangis.

“’Ya sudah, pakai saja yang ada dulu. Ayah enggak ada duit,’ Ya Allah, sedih banget,” ujarnya menahan air mata.

Jualan di Sekolah

Lantaran jarang diberi uang jajan oleh orang tuanya, Arafah memutuskan untuk mencari uang sendiri. Ia berjualan apa saja yang bisa dijualnya di sekolah.

“Arafah tuh kadang-kadang jualan. Waktu SMK jualan lidi-lidian, untungnya seribu. Terus, jualan binder, untungnya Rp 10.000 Arafah ambil. Tapi, itu kayak buat bensin doang. Enggak ada yang tahu (kesedihan Arafah), cuma Erafah saja yang tahu,” ucap Arafah terisak.

BACA JUGA, Beli Mobil Bekas, Arafah Rianti Tertipu

Perjuangan Ingin Kuliah

Tak mudah bagi Arafah untuk bisa masuk kuliah. Saat akan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi saja, Arafah tak punya ongkos untuk naik kendaraan umum.

“Itu ayah lagi enggak punya uang. Arafah marah-marah karena tempat tesnya jauh. Terus, Arafah bilang sama ibu, kata ibu pakai saja yang ada. Itu Arafah enggak ada uang. Akhirnya, Arafah nebeng sama teman Arafah, untung saja dia mau ditebengin,” cerita Arafah.

Jadi SPG

Tangis Arafah akhirnya benar-benar pecah saat teringat pengalamannya menjadi sales promotion girl atau SPG. Arafah terpaksa bekerja dari pagi hingga malam, padahal uang yang didapatkannya tak seberapa.

“Sering banget Arafah mah kalau enggak ada uang suka kayak, ‘Kok kayak gini banget, gue harus ke mana lagi? Gue itu pengin kuliah,’” cerita Arafah berurai air mata.

“Sampai Arafah pernah jadi SPG, dibayarnya itu Rp 30 ribu sehari, seharian dari pagi sampai malam. Dan Rp 30 ribu itu cuma buat makan doang, dan parkir di mal itu Rp 12 ribu. Terus, gue dapat apaan? Belum buat beli dandanannya (makeup), terus arafah harus ngasih orang tua,” tutup Arafah seraya menyeka air mata di pipinya. O fie